Bro and sis siapa sih yang nggak tau semut? Tentunya semua orang pasti tau binatang
yang satu ini. Ya, binatang berukuran kecil, berkaki enam dan menyukai
makanan yang manis-manis. Sekiranya, dimana ada gula disitulah semut berpijak. Tapi, tahukah kalian
tentang keistimewaan yang Allah karuniakan kepada semut? Nah, pada buletin KEPO
edisi pertama ini, kita akan membahas mengenai si kecil yang briliant ini. Simak baik baik ya..
Di dalam Al-Qur’an, terdapat nama sebuah surat yaitu
An-Nahl yang dalam kata lain adalah semut. Semut (Inggris: ant) adalah serangga eusosial yang
berasal dari keluarga Formisidae,
dan semut termasuk dalam ordo Himenoptera bersama dengan lebah dan tawon. Semut terbagi atas lebih dari 12.000
kelompok, dengan perbandingan jumlah yang besar di kawasan tropis. Semut
dikenal dengan koloni dan sarang-sarangnya yang teratur, yang terkadang terdiri
dari ribuan semut per koloni.
Jenis semut dibagi menjadi semut pekerja, semut
pejantan, dan ratu semut. Seekor
semut pekerja yang baru memasuki masa dewasa menghabiskan beberapa hari pertama
mereka untuk merawat ratu dan semut muda. Setelah
itu meningkat menjadi menggali dan pekerjaan sarang lainnya, kemudian mencari
makan dan mempertahankan sarang. Perubahan
tugas ini bisa terjadi dengan mendadak dan disebut dengan kasta sementara, bagi semut, mencari makan
memiliki risiko kematian yang tinggi, sehingga semut hanya berpartisipasi jika
mereka sudah cukup tua dan bagaimanapun juga lebih dekat pada kematian.
Pengorbanan terbesar yang dilakukan semut demi koloninya adalah menghancurkan koloni musuh dengan cara bunuh diri untuk membela koloninya. Kita sering melihat kekompakan semut dalam berjalan, bergotong royong mencari makan, mengangkut makanan. Dan ternyata semut pun mempunyai jiwa berkorban demi koloninya. Sedangkan bagi sang ratu, ia mempunyai tangung jawab yang besar terhadap rakyatnya. Ia tidak menyelamatkan diri sendiri, tapi juga mengajak rakyat-rakyatnya. Hal ini mengindikasikan bahwa semut memiliki rasa sosial dan peduli yang tinggi Rasa peduli ini patut dicontoh oleh pemimpin-pemimpin manapun
Pengorbanan terbesar yang dilakukan semut demi koloninya adalah menghancurkan koloni musuh dengan cara bunuh diri untuk membela koloninya. Kita sering melihat kekompakan semut dalam berjalan, bergotong royong mencari makan, mengangkut makanan. Dan ternyata semut pun mempunyai jiwa berkorban demi koloninya. Sedangkan bagi sang ratu, ia mempunyai tangung jawab yang besar terhadap rakyatnya. Ia tidak menyelamatkan diri sendiri, tapi juga mengajak rakyat-rakyatnya. Hal ini mengindikasikan bahwa semut memiliki rasa sosial dan peduli yang tinggi Rasa peduli ini patut dicontoh oleh pemimpin-pemimpin manapun
Semut, layaknya serangga lainnya, memiliki mata majemuk yang terdiri dari
kumpulan lensa mata yang lebih kecil dan tergabung untuk mendeteksi gerakan
dengan sangat baik. Namun tahukan
kalian bahwa sebagian besar semut mempunyai penglihatan yang buruk bahkan buta?
Lalu bagaimana ia dapat sampai ke tempat tujuan? Makhluk kecil ini bisa
melakukannya karena memiliki banyak organ sensor di kepalanya yang membantu
mengenali keadaan di sekelilingnya. Pada
bagian kepalanya terdapat sepasang antena
yang membantu mereka mendeteksi bahan kimia, keadaan udara, dan getaran di sekitarnya. Antena ini juga digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal dari semut lainnya melalui sentuhan. Tak heran kenapa kelompok semut terlihat selalu berbaris dan bersentuhan. Namun hanya sebagian kecil semut yang dapat melihat. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang yang digunakan untuk membawa makanan, membangun sarang, dan untuk pertahanan.
yang membantu mereka mendeteksi bahan kimia, keadaan udara, dan getaran di sekitarnya. Antena ini juga digunakan untuk mengirimkan dan menerima sinyal dari semut lainnya melalui sentuhan. Tak heran kenapa kelompok semut terlihat selalu berbaris dan bersentuhan. Namun hanya sebagian kecil semut yang dapat melihat. Pada bagian depan kepala semut juga terdapat sepasang rahang yang digunakan untuk membawa makanan, membangun sarang, dan untuk pertahanan.
Meskipun ukuran tubuhnya yang relatif sangat kecil
juga buta, ternyata semut adalah hewan terkuat kedua didunia lho! Semut jantan mampu menopang beban dengan
berat lima puluh kali dari berat badannya sendiri! Bila dibandingkan dengan gajah,
gajah hanya mampu menopang beban dengan berat dua kali dari berat badannya
sendiri. Posisi pertama binatang
terkuat adalah Kumbang Badak dengan
kemampuan menopang beban dengan berat 850 kali dari berat badannya sendiri.
Dalam Al-Qur’an...
Ada
suatu ayat dalam Al-Qur’an yang menerangkan tentang kisah semut pada zamannya
Nabi Sulaiman AS. ‘’Hingga
ketika mereka sampai di lembah semut, berkatalah seekor semut, ‘Wahai
semut-semut! Masuklah ke dalam
sarang-sarangmu, agar kamu tidak diinjak oleh Sulaiman dan bala tentaranya, sedangkan
mereka tidak menyadari” Ayat
ini juga mengisyaratkan; bahwa semut punya bahasa, punya komunikasi untuk sesama mereka. Dan banyak para ilmuwan yang dapat
menangkap bahasa semut.
Banyak cerita tentang binatang kecil ini. Semut ternyata pernah dituturkan terkait
kisah Nabi Sulaiman. Dalam cerita
itu, semut pernah dipanggil oleh Nabi
yang dikenal kaya raya ini. Ketika itu binatang kecil tersebut ditanya oleh
beliau, “Berapa banyak gandum yang dapat dihabiskanmu dalam satu tahun?”. Semut pun menjawab, setahun cukup sebutir
saja. Mendengar jawaban itu, Nabi
Sulaiman menangkap seekor semut dan segera memasukkannya ke dalam sebuah botol. Lalu ia masukkan kedalam botol tersebut sebutir gandum, kemudian botol
itu ditutup agar semut tidak bisa keluar. Semut dalam botol ini diperkirakan
tidak akan mati, karena telah disediakan sebutir gandum, yang kata semut
sendiri, cukup untuk menyambung hidup selama setahun.
Setahun kemudian, Nabi Sulaiman ingat eksperimen yang dilakukannya. Dibukalah botol yang di dalamnya ditaruh seekor semut dan sebutir gandum itu. Benar, ternyata semut masih hidup. Namun yang dianggap aneh oleh Nabi Sulaiman ialah sebutir gandum yang semestinya habis dimakan oleh semut, ternyata masih tersisa separuhnya. Nabi segera menanyakan, mengapa gandumnya tidak habis dan bahkan masih tersisa sebagian. Bukankah dulu semut pernah menjelaskannya, bahwa dalam setahun ia akan menghabiskan sebutir gandum. Maka semut segera menjawab. Bahwa dulu ketika menjawab pertanyaan Nabi Sulaiman, ia tidak membayangkan kalau akan dimasukkan ke dalam botol. Sebutir gandum akan habis dimakan jika ia berada di alam bebas di luar botol. Sebab setiap kali makan, ia tidak akan pernah menghitung dan tidak takut akan kehabisan makanan. Karena begitu gandum habis, Allah tidak pernah lupa memberi kebutuhan berikutnya. Akan tetapi jika sedang berada di dalam botol, maka makanan itu harus dihitung secara saksama agar mencukupi kebutuhan hidupnya yang diinginkan lebih panjang. Ia merasa sangat tergantung pada Nabi Sulaiman. Sedangkan semut tahu persis bahwa Nabi Sulaiman sebagai manusia memiliki sifat pelupa. Atas dasar pengetahuannya itu, semut khawatir setahun kemudian jika Nabi Sulaiman lupa tidak membuka botolnya, akan terjadi krisis makanan. Sehingga apabila gandumnya tidak dihemat, akan kehabisan makanan dan segera mati. Itulah sebabnya, semut menghemat sebutir gandum yang ada di dalam botol bersamanya.
Setahun kemudian, Nabi Sulaiman ingat eksperimen yang dilakukannya. Dibukalah botol yang di dalamnya ditaruh seekor semut dan sebutir gandum itu. Benar, ternyata semut masih hidup. Namun yang dianggap aneh oleh Nabi Sulaiman ialah sebutir gandum yang semestinya habis dimakan oleh semut, ternyata masih tersisa separuhnya. Nabi segera menanyakan, mengapa gandumnya tidak habis dan bahkan masih tersisa sebagian. Bukankah dulu semut pernah menjelaskannya, bahwa dalam setahun ia akan menghabiskan sebutir gandum. Maka semut segera menjawab. Bahwa dulu ketika menjawab pertanyaan Nabi Sulaiman, ia tidak membayangkan kalau akan dimasukkan ke dalam botol. Sebutir gandum akan habis dimakan jika ia berada di alam bebas di luar botol. Sebab setiap kali makan, ia tidak akan pernah menghitung dan tidak takut akan kehabisan makanan. Karena begitu gandum habis, Allah tidak pernah lupa memberi kebutuhan berikutnya. Akan tetapi jika sedang berada di dalam botol, maka makanan itu harus dihitung secara saksama agar mencukupi kebutuhan hidupnya yang diinginkan lebih panjang. Ia merasa sangat tergantung pada Nabi Sulaiman. Sedangkan semut tahu persis bahwa Nabi Sulaiman sebagai manusia memiliki sifat pelupa. Atas dasar pengetahuannya itu, semut khawatir setahun kemudian jika Nabi Sulaiman lupa tidak membuka botolnya, akan terjadi krisis makanan. Sehingga apabila gandumnya tidak dihemat, akan kehabisan makanan dan segera mati. Itulah sebabnya, semut menghemat sebutir gandum yang ada di dalam botol bersamanya.
Binatang berukuran kecil yang tidak pernah
mendapatkan perhatian kecuali sebagai pengganggu karena sering mengerumuni
makanan yang harus dijaga kebersihannya itu ternyata memberikan pelajaran yang
luar biasa indahnya kepada kita semua. Mereka
memiliki kebersamaan, selalu membagi informasi jika ada makanan yang
dibutuhkan, saling solider dan bekerjasama di antara sesamanya. Mereka tidak
tamak mengumpulkan makanan sebanyak-banyaknya untuk dirinya sendiri dan
mengabaikan yang lain. Jika ada makanan, mereka justru memanggil-manggil sesama
semut untuk dinikmati bersama. Semut mempunyai etos kerja yang tinggi,
kesabaran dan kekompakan.
Terbuktilah bahwa Allah Maha Adil, sekecil apapun
makhluk itu, tetap Ia berikan kelebihan yang belum tentu makhluk lain miliki.
Semua makhluk ciptaan-Nya memang tak ada yang sia-sia.
“Peduli keselamatan saudaranya” merupakan salah satu
sifat mulia semut, sehingga ia di muliakan. Begitu juga dengan agama ini, umat
ini, negeri ini. Kita akan mulia, kalau kita mau bekerja sama, peduli dengan
agama dan kehidupan saudaranya.
Manusia adalah makhluk sosial, ia membutuhkan terhadap manusia
lainnya. Semua perlu saling melengkapi, membantu dan memahami kondisi orang
lain. Tidak tamak dan egois seperti yang di contohkan oleh semut. Khususnya tentang agama saudaranya. Tak
jarang kita menutup mata, telinga, ketika ada saudara kita yang berbuat maksiat
kepada Allah, tanpa ada kerisauan sedikit pun, kita malah menggibahnya,
menyalahkan nya, tanpa ada pikir untuk menyelematkannya atau sekedar
mengajaknya kepada kebaikan. Padahal Rasulullah saw sabdakan; “tak sempurna iman seseorang, sebelum ia
mencintai saudaranya , sebagaimana ia mencintai dirinya sendirinya.”
Jadi kawan, marilah mulai dari sekarang kita
tekadkan dalam diri untuk peduli terhadap saudara-saudara kita seperti yang
dicontohkan oleh semut. Dengan
begitu, kita dapat menjadi remaja yang mulia dimata-Nya.
“Sebaik-
baik manusia, adalah yang membawa manfaat untuk manusia”
0 komentar:
Posting Komentar