Kelompok Ilmiah
Remaja (KIR) berperan sebagai salah satu wahana pengambangan bakat siswa di
bidang akademik dengan segudang manfaat khususnya bagi siswa itu sendiri
sebagai pelaku utamanya. Salah satu manfaat dari eksistensi KIR di sekolah bagi
kondisi psikologis siswa diantaranya yaitu untuk mengembangkan naluri dan perilaku
penemuan ilmiah.
Semua
temuan yang diperolah orang sesungguhnya adalah hasil keingintahuan/naluri
penemuannya berkat kejelian dan kesigapan otak untuk menganalisis permasalahan
dalam kehidupannya. Sedangkan pada umumnya semua usaha untuk menemukan jawaban
terhadap suatu permasalahan diusahakan dengan dilakukannya suatu penelitian.
“Ilmu
pengetahuan adalah sebagai salah satu upaya manusia memahami dirinya dan
lingkungannya. Pengetahuan didapat dari penelitian mengenai hubungan dan
pengaruh antara satu hal dengan hal lain” ungkap ketua DPR RI, Marzuki Alie,
dalam sambutannya pada acara jamuan makan malam dengan peserta 3rd Indonesian Science Project Olympiad (ISPO),
23 Februari 2011 silam. ISPO sendiri merupakan salah satu ajang lomba
penelitian yang diprakarsai secara internasional yang diikuti oleh siswa
sekolah menengah yang berasal dari berbagai penjuru Indonesia.
Hal yang
diungkakan oleh ketua DPR-RI tersebut menunjukkan bahwa penelitian merupakan
suatu kegiatan yang sangat penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan yang
telah berlangsung selama bertahun-tahun bahkan berabad-abad.
Pengenalan
budaya meneliti dari sejak dini adalah modal awal untuk menciptakan
ilmuwan-ilmuwan yang mampu memberikan sumbangsihnya dalam berbagai bidang
pengetahuan sehingga dapat meningkatkan taraf kehidupan manusia secara global.
Kegiatan keilmiahan melalui
penelitian, tentu saja tidak hanya sekedar menemukan hal-hal baru. Lebih jauh
lagi, kegiatan ilmiah ditujukan agar siswa mampu menyajikan temuan-temuan
sederhananya secara ilmiah. Upaya ini merupakan salah satu tujuan utama yang
diemban oleh Kelompok Ilmiah Remaja.
0 komentar:
Posting Komentar