• ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH
  • ASIC PHOTOGRAPH

Kamis, 15 November 2012

Bisakah manusia berbincang dengan hewan?


Selama bertahun-tahun hewan menjadi objek penelitian guna mengembangkan ilmu pengetahuan. Hampir semua aspek kehidupan hewan menjadi sorotan para ilmuwan, termasuk cara mereka berkomunikasi.
Komunikasi dua arah memang belum pernah dilakukan secara langsung antara manusia dengan hewan. Namun, penelitian mengenai hal itu masih sedang dikembangkan. Salah satu hewan yang intensif dijadikan sebagai objek penelitian yaitu lumba-lumba.
Lumba-lumba memiliki berbagai kesamaan dengan manusia. Kesamaan tersebut terliha dalam hal kecerdasan, perilaku sosial, dan komunikasi. Menurut penelitian, kesamaan ini sedekat hubungan manusia dengan monyet dan kera. Studi terbaru tentang genom menunjukkan lumba-lumba berhidung botol menjadi mamalia laut yang memiliki kesamaan gen dengan manusia. Penemuan ini menjelaskan alasan lumba-lumba memiliki otak yang besar.
Salah satu yang sebelumnya pernah didapatkan adalah lumba-lumba bisa bersiul. Siulan tersebut digunakan sebagai alat komunikasi antar individu, persis seperti manusia menggunakan bahasa. Namun, penelitian itu ternyata kurang tepat. Lumba-lumba bukan cuma bersiul, tetapi berbicara. Ilmuwan mengatakan, suara lumba-lumba diproduksi dari vibrasi jaringan yang cara kerjanya hampir mirip dengan organ di kotak suara manusia dan beberapa hewan darat lain. Demikian simpulan Peter Madsen dari Department of Biological Science di Aarhus University, Denmark, setelah melakukan studi tentang cara lumba-lumba berkomunikasi.

Lebih lanjut, Madsen menjelaskan, lumba-lumba justru memproduksi suara dengan membuat jaringan ikat di hidung bergetar sesuai dengan frekuensi yang ingin diproduksi dengan menyesuaikan ketegangan otot dan aliran udara di jaringan tersebut. Ini cara yang sama yang digunakan manusia. Lalu jika lumba-lumba bisa bicara, apa yang dibicarakan?
Ilmuwan mengetahui bahwa lumba-lumba saling berbagi informasi tentang identitas mereka sehingga mampu membantu satu sama lain ketika mengarungi wilayah samudera yang luas. Insinyur akustik John Stuart Reid dan Jack Kassewitz dari organisasi Speak Dolphin membuat instrumen disebut CymaScope yang bisa mengurai detail struktur suara lumba-lumba sehingga bisa dipelajari. Kassewitz mengungkapkan “Ada bukti kuat bahwa lumba-lumba bisa melihat dengan suara, seperti manusia memakai USG untuk melihat embrio dalam kandungan”.
Sekarang, para ilmuwan telah mengembangkan sebuah purwarupa speaker lumba-lumba. Speaker ini mampu memproyeksikan berbagai rentang suara yang dihasilkan suara lumba-lumba. Idenya adalah menyebarkan suara tersebut dan merekam respon mamalia laut itu.
"Pengetahuan kami tentang bagaimana luba-lumba mengklasifikasikan suaranya masih sangat sedikit. Kami perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukannya, dan alat ini mungkin akan membantu kami melakukan hal itu," terang Psikolog Kognitif di New College of Florida di Sarasote, Heidi Harley. Mereka memanfaatkan komponen piezoelectric yang mengubah listrik menjadi gerak fisik dan sejenisnya. Komponen ini mampu menyebarkan suara berfrekuensi tinggi maupun rendah.
Itulah usala para ilmuwan untuk mengetahui cara berkomunikasi langsung dengan mamalia air yang cerdas itu agar di kemudian manusia dapat mendapatkan informasi bawah air dengan langsung berbincang dengan penghuninya.


1 komentar:

Posting Komentar

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More