Selama bertahun-tahun hewan menjadi objek
penelitian guna mengembangkan ilmu pengetahuan. Hampir semua aspek kehidupan
hewan menjadi sorotan para ilmuwan, termasuk cara mereka berkomunikasi.
Komunikasi dua arah memang belum pernah
dilakukan secara langsung antara manusia dengan hewan. Namun, penelitian
mengenai hal itu masih sedang dikembangkan. Salah satu hewan yang intensif
dijadikan sebagai objek penelitian yaitu lumba-lumba.
Lumba-lumba memiliki berbagai kesamaan dengan
manusia. Kesamaan tersebut terliha dalam hal
kecerdasan, perilaku sosial, dan komunikasi. Menurut penelitian, kesamaan ini
sedekat hubungan manusia dengan monyet dan kera. Studi terbaru tentang genom
menunjukkan lumba-lumba berhidung botol menjadi mamalia laut yang memiliki
kesamaan gen dengan manusia. Penemuan ini menjelaskan alasan lumba-lumba
memiliki otak yang besar.
Salah satu yang sebelumnya pernah didapatkan
adalah lumba-lumba bisa bersiul. Siulan tersebut digunakan sebagai alat
komunikasi antar individu, persis seperti manusia menggunakan bahasa. Namun,
penelitian itu ternyata kurang tepat. Lumba-lumba bukan cuma bersiul, tetapi
berbicara. Ilmuwan mengatakan, suara lumba-lumba diproduksi dari vibrasi jaringan
yang cara kerjanya hampir mirip dengan organ di kotak suara manusia dan
beberapa hewan darat lain. Demikian simpulan Peter Madsen dari Department of
Biological Science di Aarhus University, Denmark, setelah melakukan studi
tentang cara lumba-lumba berkomunikasi.
Lebih lanjut, Madsen menjelaskan, lumba-lumba
justru memproduksi suara dengan membuat jaringan ikat di hidung bergetar sesuai
dengan frekuensi yang ingin diproduksi dengan menyesuaikan ketegangan otot dan
aliran udara di jaringan tersebut. Ini cara yang sama yang digunakan manusia.
Lalu jika lumba-lumba bisa bicara, apa yang dibicarakan?
Ilmuwan mengetahui bahwa lumba-lumba saling berbagi informasi
tentang identitas mereka sehingga mampu membantu satu sama lain ketika
mengarungi wilayah samudera yang luas. Insinyur akustik John Stuart Reid dan
Jack Kassewitz dari organisasi Speak Dolphin membuat instrumen disebut
CymaScope yang bisa mengurai detail struktur suara lumba-lumba sehingga bisa
dipelajari. Kassewitz mengungkapkan “Ada bukti kuat bahwa lumba-lumba bisa
melihat dengan suara, seperti manusia memakai USG untuk melihat embrio dalam
kandungan”.
Sekarang, para ilmuwan telah
mengembangkan sebuah purwarupa speaker lumba-lumba. Speaker ini
mampu memproyeksikan berbagai rentang suara yang dihasilkan suara lumba-lumba.
Idenya adalah menyebarkan suara tersebut dan merekam respon mamalia laut itu.
"Pengetahuan kami tentang
bagaimana luba-lumba mengklasifikasikan suaranya masih sangat sedikit. Kami
perlu penelitian lebih lanjut untuk menemukannya, dan alat ini mungkin akan
membantu kami melakukan hal itu," terang Psikolog Kognitif di New College
of Florida di Sarasote, Heidi Harley. Mereka memanfaatkan
komponen piezoelectric yang mengubah listrik menjadi
gerak fisik dan sejenisnya. Komponen ini mampu menyebarkan suara berfrekuensi
tinggi maupun rendah.
Itulah usala para ilmuwan untuk mengetahui cara berkomunikasi
langsung dengan mamalia air yang cerdas itu agar di kemudian manusia dapat
mendapatkan informasi bawah air dengan langsung berbincang dengan penghuninya.
1 komentar:
Subhanallah :o
Posting Komentar